Minggu, 01 September 2013

20 Hadits Tentang Indahnya Kesabaran


Dikumpulkan oleh:

As-Sayyid Shohibul Faroji Azmatkhan Al-Hafizh

(Syekh Mufti Kesultanan Palembang Darussalam)

  1. Rasulullah Mengagumi seorang mukmin yang bila ia memperoleh kebaikan, ia memuji Allah dan bersyukur. Bila ia ditimpa musibah, ia memuji Allah dan ia bersabar. ( HR.Ahmad).
  2. Orang yang bahagia ialah yang dijauhkan dari fitnah-fitnah dan orang yang bila terkena ujian dan cobaan, dia bersabar. (HR.Ahmad).
  3. Iman terbagi dua separuh dalam sabar dan separuh dalam syukur.(HR.Al-Baikaqi)
  4. Tidak ada suatu rezeki yang Allah berikan pada seorang hamba yang lebih luas baginya dari pada sabar.(HR.Al-Hakim).
  5. “Ya Nabi, berilah aku wasiat” Rasullalah bersabda,”Jangan marah!” ditanya berulang kali dan tetap dijawab, “Jangan marah!” HR.Bukhari).
  6. Sesungguhnya yang berkecukupan adalah orang yang hatinya selalu merasa cukup, dan orang fakir adalah orang yang hatinya selalu rakus. (HR. Ibnu Hibban).
  7. Abu Malik Al-Harits bin ‘Ashim Al-Asy’ari RA berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Kesucian itu sebagian dari iman, dan kalimat alhamdulillah memenuhi timbangan. Kalimat subhanallah dan alhamdulillah memenuhi ruang yang ada di antara langit dan bumi. Shalat itu cahaya, sedekah itu bukti, sabar itu cerminan, Al-Qur’an itu hujjah yang akan membela atau menuntutmu. Setiap manusia bekerja. Ada yang menjual dirinya, ada yang membebaskan dirinya, dan ada pula yang menghancurkan dirinya.” (HR. Muslim).
  8. Dari Abu Sa'id sa'ad bin Malik bin Sinan Al-Khudriy ra. ia berkata : "Ada beberapa sahabat Anshar meminta sesuatu kepada Rasulullah saw., maka beliau memberinya, kemudian mereka meminta lagi dan beliaupun memberinya sehingga habislah apa yang ada pada beliau. Ketika beliau memberikan semua yang ada di tangannya, beliau bersabda kepada mereka : "Semua kebaikan yang ada padaku tidak akan aku sembunyikan pada kalian. Siapa saja yang menjaga kehormatan dirinya, maka Allah pun akan menjaganya dan siapa saja yang merasa cukup, maka Allah akan mencukupinya. Serta siapa saja yang menyabarkan dirinya, maka Allah pun akan memberikan kesabaran. Dan seseorang tidak akan mendapatkan anugerah yang lebih baik atau lebih lapang melebihi kesabaran." (HR. Bukhari dan Muslim)
  9. Dari Abu Yahya Shuhaib bin Sinan ra., ia berkata : "Rasulullah saw. bersabda : "Sangat menakjubkan bagi orang mukmin, apalagi segala urusannya sangat baik baginya, dan itu tidak akan terjadi bagi seseorang yang beriman, kecuali apabila mendapatkan kesenangan ia bersyukur, maka yang demikian itu sangat baik, dan apabila ia tertimpa kesusahan ia sabar, maka yang demikian sangat baik baginya."(HR. Muslim) 
  10. Dari Anas ra., ia berkata : Ketika Nabi saw. menderita sakit keras, Fatimah ra., mengeluh : "Aduh ayah sakit keras." Kemudian beliau bersabda : "Ayahmu tidak akan menderita lagi setelah hari ini." Ketika beliau wafat, Fatimah ra. berkata : "Wahai ayahku, engkau telah memenuhi panggilan Tuhan. Wahai ayahku, surga Firdauslah tempat kembalimu. Wahai ayahku, kepada Jibril kami memberitakan wafatmu." Ketika beliau dikubur, Fatimah ra. berkata : "Apakah kalian menyukai untuk menaburkan tanah di atas makam Rasulullah saw ?" (HR. Muslim)
  11. Dari Abu Zaid Usamah bin Zaid bin Haritsah (dia adalah pelayan, kekasih dan anak kekasih Rasulullah saw.) ia berkata : " Salah seorang putri Nabi saw. mengutus seseorang untuk memberitahu kepada beliau bahwa anaknya sedang sakaratul maut, maka kami diminta untuk datang, kemudian beliau hanya mengirimkan salam, seraya bersabda : "Sungguh menjadi hak Allah untuk mengambil dan memberi dan segala sesuatunya telah ditentukan di sisi Allah, maka hendaklah kamu sabar dan mohonlah pahala kepada Allah." Kemudian orang itu disuruhnya kembali menghadap Nabi saw., seraya meminta yang disertai dengan sumpah agar beliau berkenan hadir. Maka pergilah beliau beserta Sa'ad bin Ubadah, Mu'adz bi Jabal, Ubay bin Ka'ab, Zaid bin Tsabil dan beberapa sahabat yang lain. Maka diberikan anak yang sakit itu kepada Rasulullah saw. dan didudukkan di pangkuan beliau, sedangkan nafasnya tersengal-sengal, maka meneteslah air mata beliau, kemudian Sa'ad bertanya : "Wahai Rasulullah, mengapa engkau meneteskan air mata ?" Beliau menjawab : "Tetesan air mata adalah rahmat yang dikaruniakan Allah Ta'ala ke dalam hati hamba-hamba-Nya." Dalam riwayat lain disebutkan : "Ke dalam hati hamba-hamba yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah menyayangi hamb-hamba-Nya yang mermpunyai rasa sayang." (HR. Bukhari dan Muslim)
  12. Dari Shuhaib ra., Rasulullah saw bersabda : "Pada zaman dahulu ada seorang raja yang mempunyai seorang tukang sihir. Ketika tukang sihir itu sudah lanjut usia, ia berkata kepada rajanya : "Sesungguhnya saya sekarang sudah lanjut usia. Oleh karena itu, perkenankanlah saya meminta tuan untuk mengirimkan seorang pemuda dan saya akan mengajarinya ilmu sihir." Raja itupun mengirimkan seorang pemuda untuk belajar ilmu sihir. Akan tetapi di tengah perjalanan ke tempat tukang sihir, ia bertemu dengan seorang pendeta, kemudian pemuda itu berhenti untuk mendengarkan apa yang disampaikan oleh pendeta itu, oleh karena itu, ia terlambat datang ke tempat tukang sihir. Ketika pemuda itu sampai ke tempat tukang sihir, maka pemuda itu dipukul. Kemudian ia mengadukan kepada pendeta, dan si pendeta berkata : "Apabila kamu takut terhadap tukang sihir itu, maka katakanlah bahwa keluargamu menahanmu, dan apabila kamu takut terhadap keluargamu maka katakanlah bahwa tukang sihir itu menahanmu."Suatu hari ketika dalam perjalanan, dijumpai di tengah jalan seekor binatang yang sangat besar, sehingga orang-orang tidak berani meneruskan perjalanan. Pada saai itulah si pemuda berkata : "Nah, hari ini aku akan mengetahui tukang sihirkah yang lebih utama ataukah pendeta ?" Pemuda itu mengambil batu seraya berkata : "Ya Allah, apabila ajaran pendeta itu lebih Engkau sukai maka matikanlah binatang yang sangat besar itu agar orang pun dapat meneruskan perjalanannya." Kemudian ia lemparkan batu itu, dan matilah binatang itu, sehingga orang-orangpun dapat melanjutkan perjalannya. Ia lalu mendatangi pendeta itu dan menceritakan apa yang baru terjadi. Pendeta itu berkata : "Wahai anakku, kamu sekarang lebih utama dari saya karena kamu telah menguasai segala yang aku ketahui, dan ketahuilah, kamu nanti akan mendapat ujian ; tetapi ingatlah, apabila kamu diuji, janganlah kamu menyebut-nyebut namaku." Setelah itu pemuda tadi dapat menyembuhkan orang buta, penyakit belang dan berbagai jenis penyakit lain.Tersebarlah berita, bahwa kawan raja sakit mata hingga buta dan sudah diusahakan ke mana-mana tetapi belum juga sembuh. Kemudian datanglah ia kepada pemuda itu dengan membawa beraneka macam hadiah dan berkata : "Seandainya kamu dapat menyembuhkan saya, akan saya penuhi semua permintaanmu." Pemuda itu menjawab : "Sesungguhnya saya tidak bisa menyembuhkan seseorang, tetapi yang menyembuhkan adalah Allah Ta'ala. Apabila engkau beriman kepada Allah Ta'ala niscaya saya akan berdoa kepada-Nya agar menyembuhkan penyakitmu." Maka berimanlah orang itu kepada Allah Ta'ala dan sembuhlah penyakitnya.Orang itu datang ke tempat sang raja dan duduk bersama sebagaimana biasanya, kemudian sang raja bertanya kepadanya : "Siapakah yang menyembuhkan matamu itu ?" Ia menjawab : "Tuhanku." Sang raja berkata : "Apakah kamu mempunyai Tuhan selain aku ?" Ia menjawab : "Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah." Maka raja itu langsung menyiksa sehingga orang itu menunjuk kepada pemuda tadi. Maka dipanggillah pemuda itu dan berkatalah sang raja kepadanya : "Hai anakku, sihirmu sangat ampuh sehingga dapat menyembuhkan orang buta, penyakit belang dan kamu bisa berbuat ini dan itu." Pemuda itu menjawab : "Sesungguhnya yang bisa menyembuhkan hanya Allah Ta'ala. Maka disiksalah pemuda itu sehingga ia menunjuk kepada sang pendeta, maka dipanggillah pendeta itu. Raja itupun berkata kepadanya : "Kembalilah kamu kepada agamamu semula." Tetapi pendeta itu tidak mau, kemudian raja itu menyuruh untuk menggergajinya dari atas kepala, sehingga badannya terbelah dua. Kemudian dipanggillah kawan raja itu dan dikatakan kepadanya : "Kembalilah pada agamamu semula." Tetapi orang itu tidak mau, ia pun digergaji dari atas kepala sampai badanya terbelah dua. Kemudian dipanggillah pemuda itu. Raja itu kemudian berkata : "Kembalilah pada agamamu semula. Tetapi pemuda itupun menolak, kemudian ia diserahkan kepada pasukan dan memerintahkan untuk membawanya ke suatu gunung. Ketika sampai di puncak gunung, paksalah supaya kembali kepada agamanya semula. Bila tidak, lemparkan ia dari atas gunung biar mati. Pasulan itu pun membawa pemuda tadi ke puncak gunung, dan di sana pemuda itu berdoa : "Ya Allah, hindarkanlah saya dari kejahatan mereka sesuai dengan apa yang Engkau kehendaki." Kemudian bergoncanglah gunung itu sehingga pasukan tadi berguling dari atas gunung. Pemuda itu mendatanginya, dan sang raja bertanya keheranan : "Apa yang diperbuat oleh pasukan itu ?" Pemuda itu menjawab : "Allah Ta'ala telah menghindarkan saya dari kejahatan mereka." Pemuda itu ditangkapnya diserahkan kembali kepada sekelompok pasukan yang lain, untuk membawa pemuda itu naik kapal, untuk menenggelamkan di tengah lautan. Pasukan itu membawanya naik kapal, kemudian pemuda itu berdoa : Ya Allah, hindarkanlah saya dari kejahatan mereka sesuai dengan yang Engkau kehendaki." Kemudian kapal itu terbalik dan tenggelamlah mereka. Pemuda itu pun kembali kepada sang raja, dan sang raja bertanya lagi keheranan : "Apakah yang diperbuat oleh pasukan itu?" Pemuda itu menjawab : "Allah Ta'ala telah menghindarkan aku dari kejahatan mereka." Kemudian pemuda itu berkata kepada sang raja : "Sesungguhnya engkau tidak akan bisa mematikan saya sebelum engkau memenuhi permintaanku." Raja bertanya : "Apakah yang engkau inginkan ?" Pemuda itu menjawab : "Engkau harus mengumpulkan orang banyak dalam satu lapangan dan saliblah saya diatas sebuah tiang, kemudian ambillah anak panahku dari tempatnya serta letakkanlah pada busurnya, kemudian bacalah : "Dengan menyebut nama Allah, Tuhan pemuda ini," kemudian lepaskanlah anak panah itu kearahku. Apabila engkau berbuat seperti itu, maka engkau akan berhasil membunuhku. Mendengar yang demikian, raja itu mengumpulkan orang banyak di salah satu lapangan dan menyalib pemuda itu di atas tiang kemudian ia mengambil anak panah dari tempatnya dan diletakkan pada busurnya kemudian ia membaca : "Dengan menyebut nama Allah, Tuhan pemuda ini," dan dilepaskanlah anak panah itu ke arah pelipisnya, kemudian pemuda itu meletakkan tangannya pada pelipis yang terluka, lalu ia pun mati. Pada saat itu juga serentak orang-orang berkata : "Kami beriman dengan Tuhannya pemuda itu." Ada seorang yang menyampaikan berita itu kepada sang raja seraya berkata : "Tahukah engkau, apa yang kau khawatirkan sekarang telah menjadi kenyataan. Demi Allah. kekhawatiranmu tidak ada gunanya sama sekali karena orang-orang sudah beriman." Kemudian raja itu memerintahkan untuk membuat parit yang besar pada setiap persimpangan jalan, didalamnya dinyalakan api, kemudian memerintahkan kepada siapa saja yang tidak mau kembali kepada agama semula, maka akan dilemparkan ke dalam parit. Perintah itu dilaksanakan. Ada seorang wanita yang berpegang teguh pada agama yang hak, namun ia membawa bayinya dan merasa sangat kasihan kepada anaknya kalau ia beserta anaknya masuk ke dalam parit, akan tetapibayi itu berkata : "Wahai ibu, sabarlah, karena engkau berada di dalam kebenaran."(HR. Muslim)
  13. Dari Anas ra., ia berkata : "Sewaktu Nabi saw. menjumpai seorang wanita sedang menangis di atas kubur, maka beliau bersabda : "Bertakwalah kepada Allah dan sabarlah!" Wanita itu berkata : "Pergilah dari sini karena sesungguhnya engkau tidak tertimpa musibah sebagaimana yang aku alami!" Wanita itu tidak tahu bahwa yang berkata adalah Nabi. Kemudian ada seseorang yang memberitahukan kalau itu adalah Nabi saw. Maka wanita itu segera datang kerumah Beliau saw. dan ia tidak menjumpai para penjaga pintu, sehingga dengan mudah ia masukinya kemudian ia berkata : "Saya tidak tahu kalau yang berkata tadi adalah engkau." Maka beliau bersabda :"Sesungguhnya sabar itu hanyalah pada hari pertama musibah itu."Dalam riwayat Muslim disebutkan : "Wanita itu menangisi anaknya yang baru meninggal."(HR. Bukhari dan Muslim)
  14. Dari Abu Hurairah ra., Rasulullah saw. bersabda : "Allah Ta'ala berfirman : "Tidak ada balasan kecuali surga bagi hamba-Ku yang mukmin, yang telah Aku ambil kembali kekasihnya dari ahli dunia, dan ia hanya mengharapkan pahala dari-Ku."(HR. Bukhari)
  15. Dari Aisyah ra., ia bertanya kepada Rasulullah saw. tentang wabah penyakit yang tersebar di seluruh negeri, kemudian beliau memberitahu, bahwa wabah itu merupakan siksaan yang ditimpakan oleh Allah Ta'ala kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya, akan tetapi Allah Ta'ala menjadikannya sebagai rahmat bagi orang-orang yang beriman, maka seorang yang tetap tinggal pada suatu daerah yang kejangkitan wabah dan ia sabar serta hanya memohon kepada Allah kemudian sadar bahwa ia tidak akan tertimpa wabah kecuali Allah akan menakdirkannya,maka ia akan mendapat pahala seperti pahalanya orang yang mati syahid."(HR. Bukhari)
  16. Dari Anas ra., ia berkata : "Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda : "Sesungguhnya Allah Ta'ala berfirman : "Apabila Aku menguji salah seorang hamba-Ku dengan kebutaan pada kedua matanya kemudian ia sabar, maka Aku akan menggantikannya dengan surga."(HR. Bukhari)
  17. Dari Atha' bin Abu Ribah, ia berkata : Ibnu Abbas ra. berkata kepadaku : "Maukah saya tunjukkan seorang wanita yang termasuk ahli surga ?" Saya menjawab : "Tentu saja saya mau." Ia berkata : "Adalah wanita berkulit hitam yang pernah datang kepada Nabi saw., waktu itu berkata : "Sesungguhnya saya mempunyai penyakit ayan, dan aurat saya terbuka karenanya; oleh karena itu mohonkanlah kepada Allah agar penyakit saya sembuh." Beliau kemudian bersabda : "Apabila kamu mau sabar maka kamu akan masuk surga, dan apabila kamu tetap meminta maka saya pun akan berdoa kepada Allah agar engkau sembuh dari penyakitmu." Wanita itu menjawab : "Kalau begitu saya akan bersabar." Kemudian wanita itu berkata lagi : "Sesungguhnya aurat saya terbuka karenanya, oleh karena itu mohonkanlah kepada Allah agar aurat saya tidak terbuka." Maka Nabi pun berdoa untuknya agar auratnya tidak terbuka."(HR. Bukhari dan Muslim)
  18. Dari Abi Abdurrahman bin Abdillah bin Mas'ud ra., ia berkata : "Seakan-akan saya masih melihat Rasulullah saw., sewaktu menceritakan salah seorang dari para Nabi ketika dipukuli kaumnya sehingga berlumuran darah, dan ia pun mengusap darah dari mukanya sambil berdoa : "Ya Allah, ampunilah kaumku karena sesungguhnya mereka tidak mengetahui." (HR. Bukhari dan Muslim)
  19. Dari Abu Sa'id dan Abu Hurairah ra., dari Nabi saw, ia berkata : "Seorang muslim yang tertimpa kecelakaan, kemelaratan, kegundahan , kesedihan, kesakitan maupun kedukacitaan, sampai yang tertusuk duripun niscaya Allah akan mengampuni dosanya sesuai apa yang menimpanya." (HR. Bukhari dan Muslim)
  20. Dari Aisyah Ra, sesungguhnya ia bertanya kepada Rasulullah Saw tentang thâun? Maka Nabi Saw menceritakan kepadanya : “Sesungguhnya thâ’un itu siksaan yang Allah Swt kirimkan kepada yang Ia kehendaki.Kemudian Allah Swt menjadikannya sebagai rahmat bagi orang-orang yang beriman.Tidak ada seorangpun hamba yang terkena thâ’un, lalu ia tetap tinggal di negrinya sambil bersabar, dan dia yakin bahwa tidak akan menimpa kepadanya kecuali yang telah Allah tuliskan baginya, maka ia akan mendapatkan ganjaran mati syahid. (HR Bukhari)

Tidak ada komentar: